Definisi
Pelatihan
1. Willian
G. Scott
“Training
in the behavioral is an activity of line and staff which he has its goal
executive developement to achieve greater individual job effectiveness,
improved interpersonal relationships in the organization, and ennhanced
executive adjustment to the context of his total environment”.
Pelatihan dalam ilmu pengetahuan
perilaku adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan pemimpin untuk mencapai efektivitas pekerjaan
perorangan yang lebih besar, hubungan antara pribadi dalam dalam organisasi
yang lebih baik dan menyesuaikan pemimpin kepada konteks seluruh lingkungannya.
2. John H. Proctor and
william M. Thronton
“Trainning is the
intentional act of providing means for learning to take place.”
Pelatihan adalah tindakan yang
disengaja memberikan alat agar pembelajaran dapat dilaksanakan.
3.
Andrew E. Sikula
“Training is
shot-term educational process utilizing a systematic and organized procedure by
which non managerial personnal learn tecnical knowledge and skills for definite
purpose”
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek
memanfaatkan prosedur yang sistematis dan terorganisir, di mana personal non
manajerial mempelajari kemampuan dan pengetahuan teknis untuk tujuan tertentu.
Tujuan pelatihan :
1.
Untuk
meningkatkan keterampilan para karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.
2.
Untuk
meningkatkan produktivitas kerja organisasi.
3.
Untuk
mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
4.
Untuk
membantu masalah operasional.
5.
Memberi
wawasan kepada para karyawan untuk lebih
mengenal organisasinya.
6.
Meningkatkan
kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang.
7.
Kemampuan
menumbuhkan sikap empati dan melihat sesuatu dari “kacamata” orang lain.
8.
Meningkatkan
kemampuan menginterpretasikan data dan daya nalar para karyawan.
9.
Meningkatkan
kemampuan dan keterampilan para karyawan dalam menganalisis suatu permasalahan
serta pengambilan keputusan.
Manfaat
Pelatihan.
Adapun manfaat dari pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dapat dilihat dalam dua sisi diantaranya:
a)
Dari sisi individu pegawai:
1.
Menambah pengetahuan terutama penemuan
terakhir dalam bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan, misalnya prinsip dan
filsafat manajemen yang terbaik dan terakhir.
2.
Menambah dan memperbaiki keahlian dalam
bidang tertentu sekaligus memperbaiki cara pelaksanaan yang lama.
3.
Merubah sikap.
4.
Memperbaiki atau menambah imbalan atau balas
jasa yang diperoleh dari organisasi tempat bekerja.
b)
Dari sisi organisasi:
1.
Menaikkan produktivitas pegawai.
2.
Menurunkan biaya.
3.
Mengurangi turn over pegawai.
4.
Kemungkinan memperoleh keuntungan yang
lebih besar, karena direalisirnya kedua manfaat tersebut terlebih dahulu.
Perbedaan Pelatihan Dan Pengembangan SDM.
Walaupun pengembangan dan pelatihan mempunyai
kesamaan dalam metode yang digunakan dalam pembelajaran, namun dalam beberapa
hal dapat dibedakan diantaranya sebagai berikut
a. Pengembangan karyawan lebih berorientasi kepada
masa depan dan lebih peduli pada pendidikan, yaitu terhadap peningkatan
kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterprestasi pengetahuan bukan
mengajarkan ketrampilan teknis. Dengan demikian pengembangan lebih kepada
pertumbuhan kepribadian karyawan, bukan kepada peningkatan kemampuan teknis.
b. Sedangkan pelatihan lebih berorientasi pada
pekerjaan saat ini, fokusnya kepada pekerjaan seseorang saat ini ditujukan
untuk meningkatan ketrampilan-ketrampilan tertentu dan kemampuan untuk dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan segera mungkin.
DIMENSI
BELAJAR
|
PELATIHAN
|
PENGEMBANGAN
|
Siapa
|
Non pimpinan
|
Pimpinan
|
Apa
|
Keterampilan Teknis
|
Kemampuan
teori dan konsepsi
|
Mengapa
|
Tujuan khusus berhubungan jabatan
|
Tujuan
Umum
|
Waktu
|
Jangka pendek
|
Jangka
panjang
|
CONTOH KASUS:
Dalam
menjalani karirnya sebagai HR di PT. XX, yang merupakan
perusahaan otobus yang khusus melayani pariwisata dalam negeri, Pak Aswani
menyampaikan bahwa banyak masalah yang ia hadapi terkait dengan hubungan
kepegawaian, diantaranya adalah masalah pelatihan. Menurut Pak Asnawi, perusahaan ini
tidak mempunyai atau mengadakan pelatihan khusus terhadap karyawannya,
baik yang berada di kantor ataupun karyawan yang terjun langsung ke lapangan
(misalnya supir). hal ini terjadi karena pimpinan perusahan berpendapat bahwa pengaruh pelatihan belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh karyawan. Selain itu, tidak adanya program pelatihan mengakibatkan para karyawan menjadi kurang terlatih dalam memberikan pelayanan yang efektif kepada pelanggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar