Senin, 25 November 2013
Senin, 18 November 2013
Hujan
Hujan menyenangkan,, selalu.
Petrichor, jejak basah di rumput, di jalanan..
Tapi jejak hujan di jalanan itu rawan, bisa buat kita terpeleset... ke masa lalu.. :)
Backsound: hujan - utopia.
Petrichor, jejak basah di rumput, di jalanan..
Tapi jejak hujan di jalanan itu rawan, bisa buat kita terpeleset... ke masa lalu.. :)
Backsound: hujan - utopia.
Sabtu, 16 November 2013
tik.tik.tik.tik.tik.tik.tik.tik..
Delapan detik.
Perempuan itu tidak dapat menghentikan hitungan
singkat dikepalanya. Sesaat sebelumnya, ia memergoki lelaki itu sedang menatap lurus
kearahnya. Selama delapan detik, lelaki itu tidak mengalihkan pandangannya,
bahkan ketika perempuan itu menoleh dan memergokinya berbuat begitu.
Saat lelaki itu merubah arah pandangnya, perempuan
itu baru menyadari bahwa sedari tadi ia sedang menahan napas.
Tanpa sadar,
tangannya terangkat untuk menyentuh dada.
Hatinya
sedang berdentum tak keruan.
Entah riang, entah gelisah. Merasakan sesuatu.
Bukan, bukan rasa tak nyaman. Sebentuk rasa
yang..aneh.
Rabu, 13 November 2013
Hujan dan Gitar
Tentang Perempuan yang selalu menyukai hujan.
Dan lelaki yang sepertinya menyukai gitar.
Suatu saat, perempuan itu melihatnya duduk ditempatnya sambil memangku gitar. Memejamkan mata dan bersenandung lirih. Tak jelas lagu apa yang sedang dimainkannya, tapi raut wajahnya jelas menampakkan kesukaanya.
Ia membangun dunianya sendiri dan tenggelam bersama alunan nada yang dimainkannya.
Berbagai ekspresi bermain bebas di wajahnya, dan kemudian.. tersenyum.
Suatu saat, perempuan itu melihatnya duduk ditempatnya sambil memangku gitar. Memejamkan mata dan bersenandung lirih. Tak jelas lagu apa yang sedang dimainkannya, tapi raut wajahnya jelas menampakkan kesukaanya.
Ia membangun dunianya sendiri dan tenggelam bersama alunan nada yang dimainkannya.
Berbagai ekspresi bermain bebas di wajahnya, dan kemudian.. tersenyum.
Perempuan
itu tergugu, dipikirnya lelaki itu tak tahu bagaimana caranya tersenyum. Hingga
saat ia melihat itu, ia memejamkan matanya, ikut mencuri dengar senandung lirih diiringi
petikan gitar. Dengan senyum yang mengembang di bibirnya ia bergumam, “ah,
senyumnya menular padaku”.
Senin, 11 November 2013
Mahasiswi Labil
Sedang tidur-tiduran di lantai sambil baca materi untuk mid lisan besok.. setelah se-per-sekian detik membaca, saya mulai merasa jenuh.. Ini jelas bukan salahku.
Materinya yang terlalu membosankan dan Dosen mata kuliah ini malah lebih membosankan lagi.
Dipikirnya ujian lisan yang keseluruhan materinya harus dihapalkan beserta titik dan koma-nya masih keren apa di jaman android begini?!
hhh.. saya bahkan jadi terlalu malas untuk mengeluh.
Dan terlaaaaaaluuuuu bosan bahkan hanya untuk melihat sebentuk kertas berlembar-lembar yang tergeletak di atas kasur yg judulnya Sistem Informasi Kesehatan (SIK),, yang kenyataannya sama sekali tidak aSIK!!
Dipikirnya ujian lisan yang keseluruhan materinya harus dihapalkan beserta titik dan koma-nya masih keren apa di jaman android begini?!
hhh.. saya bahkan jadi terlalu malas untuk mengeluh.
Dan terlaaaaaaluuuuu bosan bahkan hanya untuk melihat sebentuk kertas berlembar-lembar yang tergeletak di atas kasur yg judulnya Sistem Informasi Kesehatan (SIK),, yang kenyataannya sama sekali tidak aSIK!!
Disaat seperti ini, deretan komik dan novel yang berjejer rapi di sudut kamar terlihat layaknya oase di padang tandus - menyegarkan, bersinar-sinar, menyesatkan.
Kenapa?
Karena detik berikutnya saya mulai berpikir kalau.. "sepertinya membaca 1 atau 2 komik saja tidak akan menimbulkan masalah". Saya Tersesat. Labil. Muehehehe.. :D
Kenapa?
Karena detik berikutnya saya mulai berpikir kalau.. "sepertinya membaca 1 atau 2 komik saja tidak akan menimbulkan masalah". Saya Tersesat. Labil. Muehehehe.. :D
Kamis, 07 November 2013
Finished My PINK Story
Saya tidak tahu persis kemana alur kisah ini. Yang kutahu, kisah ini tersendat, kisah ini semakin berat membebani lidah dan hati ku seperti mau mati pengap.
Dan jadilah ia "ku paksa" menemui akhir-nya. Berhenti sampai di sini.
"Lalu, idiot mana yang menulis 'love shall set
you free'? Tadinya, saya pikir, cinta seharusnya menjadi tiket menuju
kebebasan. Agaknya konsep itu terlalu utopis, ya.."
Saya tahu tidak semua kisah seperti ini akan berakhir happy ending. Dan kenyataan bahwa kisah-ku menjadi salah satu diantaranya, adalah sesuatu yang tidak pernah saya prediksikan.
Dan apa yang bisa ku lakukan?
Pergi. Menamatkan kisahku sendiri sebelum aku terlanjur jengah.
Pergi. Menamatkan kisahku sendiri sebelum aku terlanjur jengah.
Selasa, 05 November 2013
Cacing dan Katak.
Sedang menonton TV yg menayangkan film animasi shark tale. Di adegan awal ada seekor cacing yg sedang dijadikan umpan untuk memancing ikan di laut dan kemudian di tolong oleh hiu yang baik hati.
Bagi orang lain mungkin adegan itu hanyalah adegan yg dianggap mampu mengundang tawa. Selain itu? Tidak berarti apa-apa.
Tapi lain halnya denganku, tiba-tiba saja seberkas kenangan lama membuas dalam ingatanku.
Tentang 'ia' yang pernah lari terbirit-birit pada saat pelajaran berkebun di sekolah dulu, saking geli-nya pada cacing. Meloncat panik naik ke kursi hanya karena ada seekor katak yang mungkin saja sedang tersesat di sekitar kakinya.
Tidak tahu apa yang membuat 'ia' sebegitu geli-nya pada hewan-hewan lucu itu.. :)
Saya tidak tahu apa yang mendorong saya untuk menulis hal-hal nostalgis seperti ini.
Hal seperti ini sejujurnya hanya membuat saya tidak mampu untuk 'move on' seperti yang selalu saya rapalkan dalam hati layaknya mantra.
Menyedihkan memang, saat saya berusaha mati-matian untuk melepaskan diri dari bayangan tentangnya, tayangan sederhana seperti cacing yang sedang menggelantung di kail seperti yang saya tonton tadi malah dengan mudah meruntuhkan segala keteguhanku.. miris.
Saya hanya sedang... RINDU.
Dan sesekali menulis hal nostalgis seperti ini, barangkali masih bisa di toleransi.
Hanya sesekali.. saya janji. :)
Bagi orang lain mungkin adegan itu hanyalah adegan yg dianggap mampu mengundang tawa. Selain itu? Tidak berarti apa-apa.
Tapi lain halnya denganku, tiba-tiba saja seberkas kenangan lama membuas dalam ingatanku.
Tentang 'ia' yang pernah lari terbirit-birit pada saat pelajaran berkebun di sekolah dulu, saking geli-nya pada cacing. Meloncat panik naik ke kursi hanya karena ada seekor katak yang mungkin saja sedang tersesat di sekitar kakinya.
Tidak tahu apa yang membuat 'ia' sebegitu geli-nya pada hewan-hewan lucu itu.. :)
Saya tidak tahu apa yang mendorong saya untuk menulis hal-hal nostalgis seperti ini.
Hal seperti ini sejujurnya hanya membuat saya tidak mampu untuk 'move on' seperti yang selalu saya rapalkan dalam hati layaknya mantra.
Menyedihkan memang, saat saya berusaha mati-matian untuk melepaskan diri dari bayangan tentangnya, tayangan sederhana seperti cacing yang sedang menggelantung di kail seperti yang saya tonton tadi malah dengan mudah meruntuhkan segala keteguhanku.. miris.
Saya hanya sedang... RINDU.
Dan sesekali menulis hal nostalgis seperti ini, barangkali masih bisa di toleransi.
Hanya sesekali.. saya janji. :)
Selasa, 29 Oktober 2013
Mahasiswi sejuta perkara (ya.. aku)
Malam ini kencan sama laptop, bersama berbincang mengenai segala aspek kehidupan yang terjadi hari ini .
Tentang SJSN yg akan diberlakukan januari 2014 (tugas kuliah yg mendesak harus dikumpulkan besok).
Tentang hidung yang tiba-tiba meler tanpa peringatan (tidak tahu kenapa tiba-tiba jadi bersin-bersin dan yah..mingusan).
Tentang saya yg salah mengingat jadwal, mengerjakan tugas yg akan dikumpul lusa dan kemudian mengabaikan tugas yg akan dikumpulkan besok (dan akhirnya? marah pada diri sendiri, merepotkan diri sendiri, bersungut-sungut sendiri, dan menciptkan dunia sendiri, disini, menulis tulisan yg mungkin tidak dapat di terima oleh akal sehat manusia lain).
Tentang nyamuk yang terbang ribut disekitarku dan akhirnya menghisap
darah-ku tanpa permisi (saya jengkel dengan nyamuk-nyamuk ini(sepertinya ngajak ribut).
Tentang cicak yang menempel di dinding, yang menjulurkan lidah yang akhirnya melahap nyamuk menjengkelkan tadi (saya benci cicak! lebih benci lagi saat melihat dia menjulurkan lidahnya, tapi kemudian merasa sedikit senang karna tanpa diminta ia menelan kejengkelanku--nyamuk).
Tentang mata yang sudah kehilangan cahaya-nya (ngantuk mameeen dan tugas-ku masih jauuuuh dari kata selesai -_-).
Tentang rasa iri-ku pada kecoak yang berjalan kesana-kemari di lantai tanpa perlu merasa khawatir tentang jadwal kuliahnya besok (setahu-ku kecoak tidak kuliah), atau khawatir tentang tugas kuliah yg belum selesai (kecoak tidak kuliah dan sudah pasti juga tidak punya tugas kuliah), atau khawatir tentang nyamuk yg mengganggu, atau khawatir tentang cicak yang menggelikan, atau khawatir tentang kekhawatiran manusia. ( tapi mungkin saja kecoak ini adalah seorang kepala keluarga dengan 11 orang anak dan seorang istri yg sedang menunggu di rumahnya dengan harapan si bapak kecoak dapat membawa sesuap-kecoak makan apa ya?- sesuap makanan-lah pokoknya demi mengganjal perut yang sudah berhari-hari tidak di isi. Mungkin saja, tapi setelah di pikir-pikir saya juga tidak perlu merasa khawatir dengan kekhawatiran kecoak dan saya juga tidak perlu merasa iri sama kecoak.)
Berbicara tentang tugas kuliah, tugas kuliah ini adalah salah satu penyebab saya berubah menjadi manusia yang irasional, ditandai dengan ocehan tidak terarah dan sama sekali tidak bermutu jika dilihat dari segi pemilihan tokoh dan pengandaian yang mungkin terlalu dramatis-contohnya tulisan di atas.. Salah dua-nya adalah pergolakan hormon-- semacam gangguan emosional yg dialami oleh setiap perempuan setiap bulannya-- yang sukses membuat saya terlihat seperti beruang grizzly yangg sedang lapar. Dan, Salah tiga-nya adalah duit jajan yang mulai menipis.. haha.
Mungkin inilah keadaan mental yang disebut dengan "GALAU SETENGAH GILA". penyakit yg membuat penderitanya terlihat agak kacau, irasional, mata merah, sering lapar dan rambut awut-awutan. okeh, sejujurnya saya hanya mengada-ada tentang keadan mental yg saya sebut diatas.
Menulis sesuatu seperti ini adalah upaya-ku untuk menghibur diri dari stress --walaupun sebenarnya ini lebih terlihat seperti aktifitas buang-buang waktu yang serius-- dan jika ini tidak berhasil, sepertinya keadaan mental-ku akan benar-benar berubah menjadi "GALAU SEPENUHNYA GILA". ehehe..
Ok then, sudah cukup saya berkeluh-kesah, sekarang saya siap untuk menghadapi tembok-ku lagi. TUGAS, BERSIAPLAH UNTUK KU HABISI!!:D
Ok then, sudah cukup saya berkeluh-kesah, sekarang saya siap untuk menghadapi tembok-ku lagi. TUGAS, BERSIAPLAH UNTUK KU HABISI!!:D
Minggu, 13 Oktober 2013
Sinema
“Orang
yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk
merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya
berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun
mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata
dan mana simpul yang dusta.”
― novel "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin", Tere Liye
Sekarang aku mengerti tanpa harus dijelaskan.
Sudah lama aku duduk mengamati, menunggu. Mencari pembenaran dalam ketidakjelasan. Hingga kemudian kebenaran datang. Dengan jelas, cerah, terang, menyilaukan. Menyergap-menghipnosis. Stagnan--Aku terlalu terkejut untuk bereaksi.
Didetik terakhir, aku tersadar bahwa dunia yang kulihat selama ini hanyalah dunia yang kuciptakan sendiri dengan sok tahu-nya aku. Itulah sebabnya kemudian dunia terlihat tak lagi sama. Hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tak pernah ada. Dan jari ini ingin menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa.
Menahun sudah aku merasa, hari ini akan tiba. Tapi bagaimana bisa pernah kujelaskan?
Aku
adalah orang paling bersedih, karena mengetahui apa yang tidak sanggup aku
miliki.
Dunia-ku, dunia-mu tersekat oleh
tembok besar yang tak pernah bisa dijebol. Begitu dekat, tetapi begitu
terpisah : tak terucapkan.
Lalu, untuk apa? Untuk apa diberi pertanda jika ternyata tak bisa mengubah apa-apa?
Kurasa ini salahku yang merasa masa lalu dan masa sekarang adalah saru. Kurasa ini salahku yang selalu merasa, terlalu merasa, bahwa kau punya rasa.
Masih perlukah aku bertanya atas sesuatu yang sebetulnya sudah kuketahui jawabannya?
Akhirnya ku mengerti betapa rumitnya konstruksi batin manusia (seperti aku). Betapa sukarnya manusia (seperti aku) menanggalkan bias, menarik batas antara masa lalu dan masa sekarang. Aku kini percaya manusia (seperti aku) dirancang untuk terluka.
“Kadang - kadang pilihan yang terbaik adalah menerima...”
Aku hanya perlu menerima. Menolak, menyangkal, cuma bikin aku lelah
Anggap saja aku melankolis.
Tapi lebih dari apapun, ternyata semua
hal rumit ini membebaskan.
penerimaan yang cukup baik, iya kan?
penerimaan yang cukup baik, iya kan?
Kebebasan ini membuatku sepenuhnya sadar, sepenuhnya terbangun. Mungkin ini kali pertama aku merasa benar-benar waras.
Tak ada lagi ‘anonim’ yang menjadi hantu di sudut pikir.
Tak ada lagi ‘anonim’ yang menjadi hantu di sudut pikir.
Yang
ada hanyalah.. kosong.
Bukan jenis ke-kosong-an yang membuat aku menangis
meraung-raung atau yang membuatku mengasingkan diri di ruang gelap berhari-hari
tanpa makan. Ini hanyalah jenis ke-kosong-an yang.. secara mengejutkan mampu
menghadirkan kesenangan. Sederhana.
Langganan:
Postingan (Atom)