CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 21 Agustus 2010

Meningkatkan Kinerja Karyawan Melalui Program Pelatihan Sumber Daya Manusia

Definisi Pelatihan
1.    Willian G. Scott
            “Training in the behavioral is an activity of line and staff which he has its goal executive developement to achieve greater individual job effectiveness, improved interpersonal relationships in the organization, and ennhanced executive adjustment to the context of his total environment”.

Pelatihan dalam ilmu pengetahuan perilaku adalah suatu kegiatan  yang bertujuan untuk mengembangkan pemimpin untuk mencapai efektivitas pekerjaan perorangan yang lebih besar, hubungan antara pribadi dalam dalam organisasi yang lebih baik dan menyesuaikan pemimpin kepada konteks seluruh lingkungannya.
2.    John H. Proctor and william M. Thronton
“Trainning is the intentional act of providing means for learning to take place.”

Pelatihan adalah tindakan yang disengaja memberikan alat agar pembelajaran dapat dilaksanakan.
3.    Andrew E. Sikula
“Training is shot-term educational process utilizing a systematic and organized procedure by which non managerial personnal learn tecnical knowledge and skills for definite purpose”

Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek memanfaatkan prosedur yang sistematis dan terorganisir, di mana personal non manajerial mempelajari kemampuan dan pengetahuan teknis untuk tujuan tertentu.
 
Tujuan pelatihan :
1.    Untuk meningkatkan keterampilan para karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.
2.    Untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi.
3.    Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
4.    Untuk membantu masalah operasional.
5.    Memberi wawasan kepada para  karyawan untuk lebih mengenal organisasinya.
6.    Meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang.
7.    Kemampuan menumbuhkan sikap empati dan melihat sesuatu dari “kacamata” orang lain.
8.    Meningkatkan kemampuan menginterpretasikan data dan daya nalar para karyawan.
9.    Meningkatkan kemampuan dan keterampilan para karyawan dalam menganalisis suatu permasalahan serta pengambilan keputusan.
  
Manfaat Pelatihan.
Adapun manfaat dari pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dapat dilihat dalam dua sisi diantaranya:
a)    Dari sisi individu pegawai:
1.    Menambah pengetahuan terutama penemuan terakhir dalam bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan, misalnya prinsip dan filsafat manajemen yang terbaik dan terakhir.
2.    Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus memperbaiki cara pelaksanaan yang lama.
3.    Merubah sikap.
4.    Memperbaiki atau menambah imbalan atau balas jasa yang diperoleh dari organisasi tempat bekerja.
b)   Dari sisi organisasi:
1.    Menaikkan produktivitas pegawai.
2.    Menurunkan biaya.
3.    Mengurangi turn over pegawai.
4.    Kemungkinan memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena direalisirnya kedua manfaat tersebut terlebih dahulu. 

Perbedaan Pelatihan Dan Pengembangan SDM.
Walaupun pengembangan dan pelatihan mempunyai kesamaan dalam metode yang digunakan dalam pembelajaran, namun dalam beberapa hal dapat dibedakan diantaranya sebagai berikut

a. Pengembangan karyawan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih peduli pada pendidikan, yaitu terhadap peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterprestasi pengetahuan bukan mengajarkan ketrampilan teknis. Dengan demikian pengembangan lebih kepada pertumbuhan kepribadian karyawan, bukan kepada peningkatan kemampuan teknis.

b. Sedangkan pelatihan lebih berorientasi pada pekerjaan saat ini, fokusnya kepada pekerjaan seseorang saat ini ditujukan untuk meningkatan ketrampilan-ketrampilan tertentu dan kemampuan untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan segera mungkin. 
                        
DIMENSI BELAJAR
PELATIHAN
PENGEMBANGAN
Siapa
Non pimpinan
Pimpinan
Apa
Keterampilan Teknis
Kemampuan teori dan konsepsi
Mengapa
Tujuan khusus berhubungan jabatan
Tujuan Umum
Waktu
Jangka pendek
Jangka panjang


CONTOH KASUS:

Dalam menjalani karirnya sebagai HR di PT. XX, yang merupakan perusahaan otobus yang khusus melayani pariwisata dalam negeri, Pak Aswani menyampaikan bahwa banyak masalah yang ia hadapi terkait dengan hubungan kepegawaian, diantaranya adalah masalah pelatihan. Menurut Pak Asnawi, perusahaan ini tidak mempunyai atau mengadakan pelatihan khusus terhadap karyawannya, baik yang berada di kantor ataupun karyawan yang terjun langsung ke lapangan (misalnya supir). hal ini terjadi karena pimpinan perusahan berpendapat bahwa pengaruh pelatihan belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh karyawan. Selain itu, tidak adanya program pelatihan mengakibatkan  para karyawan menjadi kurang terlatih dalam memberikan pelayanan yang efektif kepada pelanggan.