CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 29 September 2015

Puding enak bikin lupa diriii

Pudingnya uenak!! Coklatnya meleleh dalam mulut.
Pengetahuan bahwa terlalu banyak makan manis bisa merusak kolagen kulit menjadi satu2nya alarm yg menyadarkan saya untuk segera berhenti menancapkan sendok di puding coklat ini 😂


Rabu, 16 September 2015

That Abnormal Feelings

Masih jelas bagaimana rasanya.
Senyum-senyum sendiri tanpa mau disebut gila. Merasa semua tempat yang saya pijak adalah taman yang bunganya sedang bermekaran. Merasa semua orang yang ku temui di jalan sedang mengarahkan senyum terbaiknya kepadaku.

Bahkan terantuk pintu kamar dipagi hari segera setelah saya bangun tidur sensasinya terasa sama dengan mendapatkan buku baru.
Masih ada senyum yang menempel di wajahku.
Normalnya, saya akan merasa jengkel. Atau kalau memang sedang berada dalam siklusku, tidak jarang saya akan langsung mengumpat.

Dan sebenarnya apa yang membuat saya terlihat 'agak beda' di hari itu?.
Sebuah komentar.
Di jejaring sosial.
Abnormal? Ya sayangnya saya juga merasa seperti itu, tapi memilih untuk menghiraukannya.

Komentar itu, Jangan tanya dari siapa.. karna saya tidak akan jawab. karna saya sedang tidak normal, ingat?

Uh.. saya benar-benar merasa abnormal.

Selasa, 25 Agustus 2015

Miss him. Ignore the masochist part.

Sudah berapa kali saya menulis tentang rindu?
Berkali-kali.
Ya, saya tau.
Karena meski berkali dituliskan, rasa rinduku tidak pernah tersampaikan.
Salahkan saja ego-ku yang terlalu besar.

Saya tidak pernah berpikir, rindu akan cocok berada ditempat yang sama dengan kecewa.
mungkin karena Kecewanya terlalu mencekik.
Mungkin karena kecewanya membuat saya ingin melarikan diri.
Atau mungkin saya hanya tidak ingin menjadi masokis dengan bertahan untuk kecewa yang lebih besar.
Belum. Saya belum siap untuk gelar itu.

High expectation=high disappointment.
Ya, itu benar.
Saya berekspektasi terlalu tinggi, tapi lupa ekspektasi yang terlalu tinggi juga akan mendatangkan kekecewaan yang tinggi. Bahkan lebih tinggi, lebih besar dari yang saya mampu atasi.

Tapi biar begitu, saya masih tetap memendam rindu.
Sampai saya berpikir, apa masih ada cukup kewarasan yang saya punya saat ini untuk bersikap layaknya manusia normal?

Kombinasi antara harapan yang terlalu besar ditambah kekecewaan yang sama besarnya, normalnya tidak akan menghasilkan rindu.
Pengecualian untuk saya.
Karena dengan begitu, saya tau dia masih berpengaruh terhadap saya.
Dan saya masih tetap menyimpan rindu untuk dia.




Don't cross the line

Saya tau pasti siapa yang saya inginkan. Makanya, percuma saja yang lain datang. Karena jika itu bukan dia, satu saja langkah maju, maka saya akan mundur lima langkah.

So, don't cross the line.


Jumat, 21 Agustus 2015

My Absurd Birthday morning :D

05.30 am

I hate Agustus! terlebih 21 agustus-nya.
Entah karena udara kering-nya, musim panasnya yang menggila, atau untuk alasan yang lebih sederhana seperti kejutan joget-joget absurd keluargaku pagi tadi. Saya sedang duduk di pinggir tempat tidur, masih berusaha mengumpulkan kewarasanku sampai tiba-tiba pintu kamarku menjeblak terbuka. Mamahku beserta pasukannya, ada Indra dan Ayah joget-joget hula-hula apalah itu namanya sambil nyanyi lagu Happy Birthday. misi mengumpulkan kewarasan langsung gagal total. saya kembali gila.

Yes, i'ts my birthday. 21 Agustus memang hari ulang tahunku, tapi saya tidak pernah merasa hari ini istimewa. ulang tahun bukan apa-apa melainkan saya yang di paksa untuk menua.
Saya juga tidak suka kejutan, Terlebih untuk kejutan aneh tadi pagi. 
Sebenarnya, menari hula-hula sambil nyanyi happy birthday di pagi hari adalah ritual kita sekeluarga tiap ada yang ulang tahun di rumah. Ritual ini juga ada 4 hari yang lalu, waktu adekku Indra ulang tahun ke 13 tepat 17 agustus lalu. Dan saya jadi salah satu personil tarian hula-hula happy birthday paling heboh. waktu itu, raut wajah indra campuran antara jijik dan malu.. sekarang saya tahu persis bagaimana perasaannya.

euh, anyway... saya memang benci hari ini, saya juga benci kejutan.. 
Tapi tidak menolak Hadiah-nya, do'a-nya, senyum-senyum yang di bagi hanya untuk saya, juga perlakuan khusus sepanjang hari ini.

dalam setiap keburukan, kita masih bisa mendapatkan kebahagiaan kan? so, happy birthday to me :)

Selasa, 28 April 2015

Miss That moment

(kiri ke kanan: ka' Yanti, Ria -mama Diana-, Eshie -mama Al-, Ihan, Saya, Fira -mama Kiki, dan Sri.)

Sedang menghadiri acara nikahan, tapi lebih terlihat seperti ibu-ibu yang sedang arisan :D
Rindu ibu-ibu muda ini,
lawakan aneh-nya, cekikikan khas dewasa labil-nya, percakapan heboh tentang masa SMA,
dan obrolan membingungkan tentang popok bayi, susu formula dan uang bulanan yang tidak pernah cukup.
Topik yang sama sekali asing bagi dua cewek berbaju ungu :)

Kamis, 09 April 2015

Ritual Pagi

-9 April 2015-
Pukul 06.16 WITA






Seberkas cahaya matahari mengintip dari celah jendela kamarku. 

Tidak ingin melewatkan ritual pagi, membuatku bergegas turun dari tempat tidur. Berjalan perlahan menuju ruang keluarga, berhenti sejenak untuk menyibakkan tirai-tirai jendela di ruang tamu. 
Melangkah melewati dapur, mengabaikan suara berisik cobek beradu dengan ulekan yang berasal dari mamahku yang sedang menyiapkan sarapan
Berjalan lurus ke arah pintu dan memutar anak kuncinya, melongokkan kepala ke luar rumah, sudah menduga matahari akan menyambutku cerah. 
Tanpa segan, ku arahkan langkah ke halaman dengan bertelanjang kaki.

Ini rutinitasku. Ritualku setiap pagi.
Menyapa matahari, menyerap semangat pagi.



Suasana pagi hari tidak pernah mengecewakanku.
Sinar matahari yang menyilaukan mata, membuat dahi berkilat dan memperjelas penampakan wajahku yang berminyak, penampilan khas baru bangun tidur. 
Sekalipun itu adalah pagi yang mendung, tidak mencegahku untuk meresapinya. 

Pagi tetaplah pagi, menandai hari baru, selalu mampu mengalirkan semangat yang meresap melalui pori-pori, menderas di aliran darah, menciptakan adrenalin, hingga membingkai senyum di wajah. 
Tidak terkecuali dengan hari ini.

Coba saja kau berlama-lama dibawah sinar matahari pagi, rentangkan tanganmu lebar-lebar, resapi hangatnya.
Perlahan pejamkan matamu.
Rasakan angin bertiup lembut menyapu kulitmu, menerbangkan beberapa helai rambutmu. 
Lepaskan alas kakimu dan rasakan tekstur kasar rumput, batu dan kerikil bersentuhan langsung dengan telapak kakimu.
Menghidu aroma rumput yang ber-embun. 
Apa kau terkejut dengan sensasinya yang menenangkan?  aku juga.
Jangan berhenti disitu, ritual ini belum selesai. 
Sekarang, edarkan pandangan ke sekelilingmu. 
Apa yang kau lihat? Apa yang terdengar olehmu? Apa yang kau rasakan?



Tepat di hadapanku ada laut, permukaannya berkilauan tertimpa cahaya matahari. 
Di sebelah timur ada matahari bersisian dengan awan dan gunung. 
Jalanan di bawah sana masih lengang.
Di sisi lain halaman, beberapa buah jambu yang sudah terlalu matang terserak di bawah pohonnya.
Bakal bunga menguncup, siap untuk mekar. 
Kicau burung bersahut-sahutan dari arah hutan di belakang rumah.
Butir-butir air sisa hujan semalam bergelantungan di tali jemuran, sebelum akhirnya jatuh dan membentuk genangan-genangan lumpur kecil di permukaan tanah.
Ku sapukan pandangan ke arah langit, masih ada sedikit semburat merah sisa subuh di sana. 

Rasa syukur ini.  Apa kau juga menyadarinya?



Segala hal mengenai pagi, menuntun bibirku bergerak mengucap Alḥamdulillāh... Alḥamdulillāh. 
Segala puji bagi ALLAH, karena masih mengizinkan ku bertemu pagi. 
Rasa syukurku tidak hanya untuk pagi ini, tapi juga untuk semua pagi sebelum ini dan pagi yang akan datang. 
Untuk semua hal yang terjadi dalam hidupku yang saya yakin berasal dari ALLAH SWT. 
Untuk semua yang sudah saya miliki dan yang akan saya dapatkan.  
1, 2 atau beribu ucapan syukur tidak akan mampu menandingi apa yang telah diberikan-Nya kepadaku. 
Saya tau. 
Dan saya juga tau bahwa ALLAH SWT maha mengetahui, sekalipun untuk rasa syukur serupa titik.. 

Baiklah, ritual telah usai.
Mari kita lanjutkan hari, salurkan semangat pagi ini dimulai dengan menyeduh 1 gula, 2 krimer dan sebungkus kopi instan.
Ah, ya! dan sepiring nasi goreng buatan mamah  






Rabu, 01 April 2015

save my heart

Saya tidak suka hal yang bersifat repetitif.
Topik yang ber-ulang, selalu sukses membuatku merasa bosan.
Tapi sekarang, saya seakan dipaksa berhadapan dengan rasa kecewa yang sama hingga terasa familiar.

Tahu kenapa saya merasa begitu kecewa? karna saya berharap terlalu banyak.
hal yang menjengkelkan dari situasi ini adalah, tidak ada orang lain yang patut untuk disalahkan. Karena sayangnya ini murni kesalahanku sendiri.

Dan, ya... saya yang dengan lengah membiarkan diriku berharap terlalu banyak dan kemudian harus merasakan kecewa untuk --entah untuk kali keberapa.
Tapi setiap kali, selalu terasa lebih mengecewakan daripada sebelumnya. 
Dua kali lipat. 
Berlipat-lipat. 
Bertumpuk dan meruncing. 
Menusuk kesadaranku. 
Membawaku pada satu kesimpulan.

Tidak akan ada lagi rasa kecewa pada hal yang sama melebihi ini. Tidak akan!

Karena lebih dari yang ku perkirakan, tumpukan kekecewaan ini sudah terlalu besar untuk ku abaikan.
Seperti balon yang kehilangan ikatan, berputar-putar di udara sebelum jatuh terkulai di tanah. 
Begitu juga aku.

Saya merasa perlu untuk menyudahi ini.
Saya tidak bisa lagi meluangkan waktu untuk memimpikanmu, sedangkan apa yang bisa kau berikan untukku hanyalah rasa kecewa.
Perlu kau tahu, saya wanita yang egois. 
Dan sayangnya, situasi ini berat sebelah.
Menaruh perasaan ku kepadamu, membuatku menjadi orang lain. 
Saya merasa kehilangan diriku sendiri.
Saya sudah sampai pada batasku, kenyataan saya bisa bertahan selama ini, anggap saja sebagai penghargaanku terhadap perasaaanku sendiri.

Saya akan pergi dari kisah cengeng ini.
saya akan menjemput senyumku kembali dengan memiliki setidaknya satu kisah menyenangkan tentang hati yang berbunga-bunga atau senyum yang mengembang dengan sendirinya tanpa bisa dicegah.
mungkin memang bukan denganmu. 
tapi hei! dunia ini tidak hanya berisi kau saja bukan?
jadi saya akan mulai upaya penyelematan hati-ku.. Dimulai dari perjalanan ini!





Sabtu, 31 Januari 2015

Entahlah

Malam minggu lagi..
Ini malam minggu kesekian yang saya lewatkan sendirian.
Tapi malam yang ini berbeda, ada seorang teman yang mengajukan diri untuk menemaniku di malam-malam minggu-ku berikutnya.
Meminta saya untuk menjadi lebih dari sekedar teman biasa.

Kata-kata yang diucapkannya seharusnya bisa menciptakan magis,

Pernyataannya seharusnya bisa membentuk senyum lebar, wajah sumringah atau apapun itu yang mengindikasikan rasa bahagia.
Persis seperti cerita-cerita yang kudengar dari teman-temanku ketika mereka merasa menemukan Mr. Right-nya.

Tapi anehnya saya tidak merasakan apapun.
Yang ada hanya senyum gugup dan perasaan tak enak hati karena di tengah pernyataannya, yang saya lakukan adalah memikirkan beberapa alasan untuk menolak tanpa membuatnya merasa terabaikan.

Saya gagal paham dengan permintaan sederhananya. 

Atau sebenarnya memang menolak untuk paham.
Itu, dan satu orang lain yang mungkin masih menjadi alasan mengapa satu orang teman dan beberapa lainnya selalu mendapatkan jawaban 'tidak' yang sama dariku.

Orang lain yang saya maksud adalah dia yang selalu menjadi utara-ku.
Yang selalu berdiri jauh di depan jalanku seperti sebuah visi dan ku ikuti dalam diam dari belakang.
Orang lain itu, selalu menimbulkan getar samar bahkan tanpa mencoba.
Selalu ada senyum, mimpi di malam hari dan lamunan yang ku luangkan untuknya.

Rasanya berbeda. Sangat.

Dan entah sampai kapan, kata 'tidak' bisa selalu ku andalkan.
Karena sayangnya, teman yang satu ini adalah orang yang gigih.
Dia tidak akan menyerah dengan mudah.
Bagaimana tidak?
Ia berseru dengan lantang bahwa ia akan terus mencoba hingga saya mengatakan 'Ya'.

Kata mereka, akan lebih mudah bagi wanita  untuk dicintai daripada mencintai.

Entah itu benar atau tidak,
Yang jelas, ada rasa takut yang perlahan merayap.
Takut akan terbelah,
Takut akan berbalik dari arah yang selama ini menjadi tujuanku.

Sabtu, 24 Januari 2015

Status Malam Minggu

Sabtu malam, 22:05 WITA

Malam ini, saya tidak akan kemana-mana.
Malam ini, saya tidak akan ikut berkontribusi mempertebal asap knalpot di luar sana dan memperparah issue global warming.
Malam ini, manusia-manusia lainnya mungkin memilih untuk berkeliaran di jalanan hanya demi mencari satu senyuman atau gelak tawa untuk mengembalikan kewarasan mereka yang dijajah oleh kesibukan senin sampai jumat.
Malam ini, saya tidak akan berbuat begitu, saya akan mencari dan menemukan kesenanganku disini. di ruangan bersudut ini -- di dalam rumahku.


Saya hanya akan duduk sambil membaca novel.
jika merasa bosan, sesekali saya akan berdiri dari kursi, melakukan sedikit peregangan badan, atau menyetel lagu-lagu kesukaanku.
Menonton kartun yang kemarin baru saja ku unduh, sepertinya juga bukan ide yang buruk.
kalau itu pun masih belum bisa menerbitkan senyum, maka aku akan mencoba untuk memikirkanmu..