CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 21 April 2013

CInta? Cinta!! C-I-N-T-A Cinta. Dengarkan Kata-ku. Kata mereka. Tentang sesuatu yang disebut CINTA.


"... Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta." –Rectoverso—
       Setiap orang memiliki definisi cinta yang berbeda. Seseorang mengartikan cinta sebagai wujud dari kasih sayang. Seorang lain mengatakan cinta itu egois karena membuat manusia tidak bisa memilih dan kemudian jatuh begitu saja kepada cinta. Segelintir orang malah menganggap cinta terlalu rumit dan merepotkan lalu memilih untuk tidak memperdulikannya, mengabaikannya begitu saja. Sedang menurut para ahli cinta itu tidak ada hubungannya dengan hati—Cinta adalah reaksi kimia yang terjadi di otak.
       Dan menurutku cinta itu..
     Adalah sesuatu yang membuat wajahku memerah dengan tiba-tiba, adalah yang menyebabkan sensasi seperti ada ribuan kupu-kupu beterbangan di dalam perutku, adalah yang membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, membuatku lebih kreatif dari biasanya, lebih aneh dari biasanya, tidak bisa tidur dengan nyenyak, menangis tanpa sebab, membentuk senyum-senyum aneh di wajahku tanpa mau disebut gila. Cinta itu..Absurd sekaligus ajaib!

      dan kata mereka...
“Cinta seperti sesuatu yang mengendap-endap di belakangmu. Suatu saat tiba-tiba kau baru sadar cinta telah datang menyergapmu tanpa peringatan.”
Winna Efendi, Ai  

“Cinta bukanlah dependensi, melainkan keutuhan yang dibagi.”
Dee

“Cinta itu hebat, bahkan lebih hebat dari dunia perkawinan itu. Doa adalah bagian penuturan cinta pada sebuah cita-cita yang belum kita capai. Dia bukan urusan Tuhan, melainkan urusan manusia. Dan Tuhan ada pada seberapa besar rasa cinta kita akan kebenaran itu. Nah, berdoalah dengan cinta, tapi jangan berdoa untuk cinta... Cinta itu dalam dirinya mengandung sebagian kecil rasionalitas, tapi penuh dengan benih rasa yang tidak perlu dihitung secara matematik mengapa dia ada.”
Munir, Keberanian Bernama Munir

“Wujud cinta adalah air mata”
Arswendo Atmowiloto,Kau Memanggilku Malaikat  

“Kesan pertama selalu manis – seperti sekeranjang aprikot segar berpadu dengan vanili dan gulali. Meskipun sudah diteguk habis, rasanya tersisa untuk waktu yang sangat lama, baik pahit maupun manis. Bagi saya, cinta yang sesungguhnya seperti itu.”
Winna Efendi, Unforgettable  

“Cinta tidak hanya pikiran dan kenangan. Lebih besar, cinta adalah dia dan kamu. Interaksi.”
Dee

“Cinta adalah.. merasakan seluruh emosi jungkir balik dan berbaur menjadi satu. Merasa segalanya akan baik-baik saja selama berpegangan tangan dengannya. Seperti sedang bermimpi.. dengan kedua mata terbuka lebar-lebar.”
Winna Efendi, Unforgettable

“Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar”
Chairil Anwar

“Cinta adalah seberapa pandai kau menghapus airmata.”
Helvy Tiana Rosa, Mata Ketiga Cinta

“Mencintai seseorang.. mungkin seperti berjalan di atas lapangan es tanpa merasakan dinginnya. Lapisan esnya bisa retak kapan saja, tapi bagai orang bodoh kita terus melangkah maju. Kadang, paranoia menguasai dan membuat kita mengambil beberapa langkah mundur. Cinta adalah faktor yang membuat kita membulatkan tekad dan terus maju, percaya bahwa kita tidak akan jatuh dan tenggelam, walau percaya terlihat seperti resiko terbesar yang akan pernah kita ambil.”
Winna Efendi, Unforgettable

“Sebesar itulah cinta. Tak pernah sangat besar, tidak juga terlalu kecil. Cinta itu cukup”
Windy Ariestanty, Kāla Kālī

“Cinta itu punya bentuk yang berbeda-beda. Terasa beda dengan setiap orang. Bukan berarti itu bukan cinta.”
Winna Efendi, Unforgettable

 

“Awas! Cinta itu pembawa virus gila!”
Levis Delisya, Influenza cinta  

 

“Cinta? Itu mungkin hanya sebentuk permainan. Bermain itu memang mengasyikan. Cinta itu arena bermain, membutuhkan permainan, tapi bukan dipermainkan. Cinta yang harus diselesaikan. Dan menyelesaikan.”
Dian Nafi, Lelaki: Kutunggu Lelakumu

 

“Cinta semestinya membawa kebahagiaan dan melengkapi ruang-ruang jiwa yang kosong, atau mengisinya dengan membiarkan penghuni lamanya pergi, dan bukannya berdesak-desakan dan berebut tempat di dalamnya.”
Dian Nafi, Mayasmara  

 

 

 

 

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar